Sabtu, 01 Agustus 2015

Ikan Asli Indonesia Riwayatmu Kini



Ikan Asli Indonesia Riwayatmu Kini

Indonesia yang dijuluki dengan Negara tropis pastinya memiliki banyak keanekaraman hayati terutama jenis ikan. Ribuan julah ikan yang dimiliki contohnya ikan lele, gurami, gabus, sidat dll. Tapi entah kenapa kalau orang cari ikan air tawar pasti yang dicari kebanyakan lele, nila, patin dan mujair. Tapi anda tahu itu semua bukan ikan asli Indonesia. Semua pendatang, kenapa lele termasuk? Karena lele yang beredar bukan lele lokal tapi lele dumbo dan untuk patin juga patim siam(Thailand).  Tidak muncul ikan air tawar Indonesia yang menjadi peringkat yang diperhitungkan di pasaran, berbanding terbalik dengan jumlah spesies yang ada.

Minimnya kepedulian untuk membudidayakan ikan daerah bukan tanpa alasan yang dilakukan oleh para pembudidaya. Profit dari sebuah usaha adalah kunci pertama. Apabila keuntungan yang tidak sesuai dengan usaha yang dilakukan pembudidaya maka mereka berkemungkinan besar untuk gulung tikar. Kebanyakan ikan asli memiliki waktu tumbuh yang lama dan kadang memiliki racun yang menyakitkan jika terkena manusia bahkan mampu merusak kolam dengan patilnya (lele lokal).

Masalah kualitas adalah bagian terpenting dalam mendorong pembudidaya untuk mengisi kolamnya dengan ikan lokal. Strain unggul yang selama ini kita lihat pada ikan “impor” (ikan pendatang yang terkenal sekarang-red) selalu diteliti untuk meningkatkan kualitas seperti dilansir dari kompas.com tanggal 25 juli 2015, bahwa pemirintah menggelontorkan milyaran rupiah untuk mendapatkan strain unggul ikan nila, tak heran banyak jenis nila mulai dari nila merah, nila nirwana  dan nila gesit. Itu semua bisa berlaku pada ikan asli Indonesia kalau mau dana itu dialihfungsikan ke ikan asli.

Berita yang menggembirakan dating dari Temanggung, Jawa Tengah seperti yang ada di Antarajateng.com tanggal 10 Februari 2015 bahwa ikan uceng telah dikaji untuk tujuan budidaya. Bukan tanpa sebab tapi karena permintaan uceng hasil tangkapan yang cukup banyak sehingga perlu adanya penelitian. Jika penelitian ini juga berlaku untuk spesies asli yang lain dan mampu memunculkan strain unggul dari ikan asli bisa jadi ikan asli akan merebut gelar primadona ikan budidaya yang selama ini masih dipegang oleh ikan “impor”.

Nasib ikan asli yang merana tidak sebatas ikan untuk konsumsi tapi mencapai kekawatiran akan kepunahannya sehingga membahayakan keanekaragaman hayati di Indonesia. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor diantaranya kerusakan lingkungan (kekeringan parah, limbah dan lain-lain), kurangnya budidaya, dan penangkapan terus menerus. Seperti ikan betutu sampai saat ini masih banyak yang mengambil benih dari alam dalam proses pembudidayaan yang tentunya akan mengancam kelestariannya. Selain itu pengenalan spesies baru pada suatu perairan dapat pula menggeser posisi ikan asli.

Kedatangan spesies baru dapat membahayakan spesies endemis jika tidak dikaji secara matang karena beberapa ikan malah rakus di perairan baru sehingga mengurangi jumlah pakan ikan asli. Disamping itu, ikan buas (ikan karnivor) yang dimasukkan dapat memakan benih ikan asli. Berita dating dari Chicago, Amerika seperti yang dikabarkan bbc Indonesia 18 Februari 2014 bahwa adanya Asian karp di danau Michigan dan Sungai Missipi telah menyingkirkan dominasi ikan asli seperti salmon. Sebagai langkah antisipasi ada rencana penutupan jalur kanal disana tentunya  akan membahayakan perkonomian di Chicago karena akan mematikan aktivitas pariwisata dan lainnya. Cara yang lebih sederhana telah dilaksanakan dengan penangkapan massal ikan ini kalau bisa sampai punah dari Amerika. Di VOA Indonesia.com tanggal 31 Juli 2015 juga dikabarkan ikan lepu yang aslinya di Samudra Hindia dan Pasifik merusak terumbu karang di Samudra Atlantik dan dilakukan penangkapan untuk mengantisipasinya.

Antisipasi kedatangan ikan invasif ini justru berkebalikan dengan Pemerintah Indonesia seperti yang ditulis di kompas bahwa Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise, serta sejumlah pejabat di Papua menebarkan 1 juta benih nila dalam Festival Danau Sentani 2015 di Papua. Introduksi ikan asing dinilai mempersulit pemulihan populasi ikan endemis Sentani. Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pujiastuti juga berencana merestock ulang ikan kerapu dari daerah Thailand dan Brunei di Buleleng, Bali seperti yang di tampilkan di mongabay.com tanggal 2 juli 2015. Selain itu pelepasan ikan hias yang dilakukan oleh beberapa orang yang tidak diketahui bisa membahayakan ekologi perairan seperti dicontohkan di Sungai Ciliwung muncul ikan sapu-sapu yang membuat lubang di dasar sungai yang merusak lingkungan.

Semua pihak harusnya bijak dalam pengelolaan kelestarian ikan air tawar Indonesia. Jangan sampai penempatan ikan pendatang pada suatu daerah justru mengubah biodiversitas yang ada bahkan sampai punah. Penelitian lebih lanjut pada ikan asli Indonesia tentunya diharapkan mampu meningkatkan kualitas dan harga jual ikan asli, sekaligus ketergantungan ikan “impor” menurun.

Baca:
1. KOMPAS - Budidaya Ikan Endemis Belum Jadi Kepedulian
2. BBC Indonesia - Chicago perangi ikan mas dan gurame
3. VOA Indonesia – Ikan Lepu Ancam Karang Samudera Atlantik
4. Kompas - Ikan-ikan Pendatang yang Telanjur Akrab
5. Tempo - Invasi Sang Pendatang
6. Mongabay.co.id - KPC: Spesies Ikan Asli Sungai Ciliwung Hanya Tersisa Duapuluhan Jenis Saja
7. Kompas - Prioritaskan Budidaya Ikan Endemis
8. Antara Jateng - Temanggung Kaji Budidaya Ikan Uceng
9. Tjiliwoeng - Invasi Green Terror di Ciliwung

10. Mongabay.com - Can a wild fishery be bred? Indonesia’s plan to restock its oceans

http://news.mongabay.com/2015/07/can-a-wild-fishery-be-bred-indonesias-plan-to-restock-its-oceans/

 


Rabu, 06 Mei 2015

ekologi perikanan anhas

download


petunjuk:
1-12 pembagian per kelompok
folder tambah utk mendukung jika di folder 1-12 salah atau kurang

Selasa, 05 Mei 2015

Teknik Penulisan Daftar Rujukan

Berbagai sumber dapat dimanfaatkan dalam menulis karya ilmiah. Namun, setelah memanfaatkan tulisan dari berbagai sumber tersebut melalui kutipan, harus dicantumkan sumber kutipan tersebut dengan menuliskan daftar rujukan.
Istilah daftar rujukan berbeda dengan daftar pustaka. Daftar rujukan ini ditulis jika dalam tulisan memang menggunakan rujukan dari orang lain/menggunakan kutipan. Hal ini berbeda dengan daftar pustaka. Daftar pustaka ditulis jika dalam tulisan bukan merujuk pendapat orang, melainkan hasil ketekunan membaca dari berbagai sumber yang memberikan inspirasi, wawasan untuk ditulis menjadi kesatuan wawasan.

1.       Media Cetak
1.1   Buku
Informasi yang dibutuhkan dalam menulis daftar rujukan dari buku adalah (1) nama penulis, (2) tahun penulisan, (3) judul buku, (4) kota penerbit, dan (5) nama penerbit. Perhatikan contoh berikut ini!
Susrini, N. K. 2009. Google: Mesin Pencari yang Ditakuti Raksasa Microsoft. Yogyakarta: PT Bentang Pustaka.
Untuk buku yang memiliki editor, penulisan daftar rujukannya sedikit berbeda dengan kaidah di atas. Informasi yang diperlukan dalam menulis rujukan tersebut adalah (1) nama editor (ditambah tulisan “Ed” [satu editor], “Eds” [lebih dari satu] [tanpa tanda kutip]), (2) tahun, (3) judul, (3) kota penerbit, dan (4) nama penerbit. Contoh:
Muhyiddin, A. (Ed). 2009. Karakter Peserta Didik. Surabaya: PT Sinar Ilmu.
Untuk buku yang terdiri dari beberapa kumpulan artikel dan memiliki editor, penulisan daftar rujukannya juga berbeda. Informasi yang diperlukan dalam menulis rujukan tersebut adalah (1) nama penulis artikel, (2) tahun, (3) judul artikel, (4) nama editor (dengan keterangan editor), (5) judul buku dan halaman, (6) kota, dan (7) penerbit. Contoh:
Ghazali, M. 2009. Menulis. Dalam Supomo, E. (Ed),  Kaidah Menulis Bahasa Indonesia (hlm. 21—33). Malang: PT Cakrawala.

1.2   Jurnal
Informasi yang dibutuhkan dalam menulis daftar rujukan dari jurnal adalah (1) nama penulis, (2) tahun terbit jurnal, (3) judul tulisan, (4) nama jurnal, edisi, dan (5) halaman. Contoh:
Rahayuningsih, T. 2007. Penggunaan Citra Penginderaan Jauh untuk Kajian Tingkat Bahaya Erosi Das Serang Kabupaten Kuloprogo Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Teknologi Pendidikan dan Kejuruan, 30 (1): 1—12.

 1.3   Koran/Majalah
Penulisan daftar rujukan dari koran/majalah dibedakan menjadi dua, yaitu (1) ditulis wartawan, dan (2) ditulis kontributor. Informasi yang dibutuhkan daftar rujukan yang ditulis wartawan adalah (1) nama surat kabar, (2) tanggal terbit, (3) judul, dan (4) halaman. Contoh:
Surya. 15 Desember, 2009. Dewan: Itu Dana Hibah, hlm. 2
Informasi yang dibutuhkan dalam menulis daftar rujukan dari koran dengan penulis kontributor adalah (1) nama penulis, (2) tanggal terbit, (3) judul tulisan, (4) nama surat kabar, dan (5) halaman. Contoh:
Widyartono, D. 15 Desember, 2009. Belajar dengan Ponsel di Sekolah. Surya, hlm. 6.

1.4   Dokumen Resmi Tanpa Penulis, Tanpa Lembaga
Informasi yang dibutuhkan menulis daftar rujukan dari dokumen resmi tanpa penulis, tanpa lembaga adalah (1) nama dokumen lengkap, (2) tahun, (3) kota penerbit, dan (5) penerbit. Contoh:
Undang-Undang Dasar 1945: Undang-Undang Dasar Republik Indonesia yang Sudah Diamandemen serta Penjelasannya, Dilengkapi Susunan Kabinet Indonesia Bersatu II . tanpa tahun. Surabaya: Serbajaya.
1.5   Lembaga/Institusi
Informasi yang dibutuhkan menulis daftar rujukan dari lembaga adalah (1) nama lembaga, (2) tahun, (3) nama dokumen, (4) kota penerbit, dan (5) penerbit. Contoh:
Pusat Bahasa. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

1.6   Karya Terjemahan
Informasi yang dibutuhkan menulis daftar rujukan dari terjemahan adalah (1) nama penulis buku asli, (2) tahun terbit buku asli, (3) judul buku yang diterjemahkan, (4) nama penerjemah, (5) tahun terbit buku terjemahan, (6) kota terbit buku terjemahan, dan (7) penerbit buku terjemahan. Contoh:
Leech, G. 1983. Prinsip-Prinsip Pragmatik.Terjemahan oleh M.D.D. Oka. 1993. Jakarta: Universitas Indonesia.

1.7   Tugas Akhir/Skripsi/Tesis/Disertasi
Informasi yang dibutuhkan menulis daftar rujukan dari skripsi, tesis, dan disertasi adalah (1) nama penulis, (2) tahun, (3) judul, (4) keterangan karya ilmiah, (5) kota, dan (6) perguruan tinggi. Contoh:
Widyartono, D. 2009. Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia Berbasis Web Interaktif. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang.

1.8   Makalah dalam Forum Ilmiah (Seminar, Lokakarya)
Informasi yang dibutuhkan daftar rujukan dari makalah dalam forum ilmiah adalah (1) nama penulis, (2) tahun, (3) judul, dan (4) keterangan forum ilmiah, mencakup kegiatan, tempat, dan waktu  pelaksanaan. Contoh:
Joni, R. T. 2008. Pendidikan Kedamaian: Memelihara Keragaman Budaya di Tengah-Tengah Keragaman Budaya. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional dan Diskusi Panel Pendidikan Damai di Universitas Negeri Malang, Malang, 22 Desember.

 2.       Media Elektronik
2.1   Internet (Blog, Situs)
Informasi yang dibutuhkan menulis daftar rujukan dari situs internet adalah (1) nama penulis, (2) tahun, (3) judul, (4) alamat situs, dan (5) dan tanggal akses. Contoh:
Sudrajat, A. 2010. Konsep Dasar Menajemen Peserta Didik, (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/02/14/konsep-dasar-manajemen-peserta-didik/), diakses pada 20 April 2010.

2.2   CD/DVD/Removable Disk
Informasi yang dibutuhkan menulis daftar rujukan dari CD/DVD adalah (1) nama penulis, (2) tahun, (3) judul, dan (4) keterangan. Contoh:
Kurniawan, R. 2009. Membangun Media Ajar Online untuk Orang Awam. Maxikom, (CD-ROM Tutorial).
2.3   Artikel Jurnal Sambung Jaring (Online)
Informasi yang dibutuhkan dalam menulis daftar rujukan dari jurnal online adalah (1) nama penulis, (2) tahun, (3) judul, (4) nama jurnal, (5) keterangan lain (volume, dll.), serta (6) alamat situs dan tanggal akses. Tanggal akses diperoleh ketika alamat situs tersebut dibuka. Contoh:
Inan, H. Z. 2010. Examining Language of Information Books for Children, Proquest, Vol 130, Iss 3; pg. 399, 5 pgs. (http://proquest.umi.com/ pqdweb?index=0&did=1995179051&SrchMode=1&sid=3&Fmt=2&VInst=PROD&VType=PQD&RQT=309&VName=PQD&TS=1271767882&clientId=83321), diakses 21 April 2010.

2.4   Diskusi Sambung Jaring (Forum, Mailing List)
Informasi yang dibutuhkan dalam menulis daftar rujukan dari diskusi online (forum) adalah (1) nama administrator, (2) tanggal, (3) judul, (4) nama forum, serta (5) alamat forum dan tanggal akses. Contoh:
Rampisela, J. 16 Februari 2010. Proyek Fisika Simulasi II Feb-Mei 2010. UM Community, (http://community.um.ac.id/showthread.php? 76570-Proyek-Fisika-Simulasi-II-Feb-Mei-2010), diakses 21 April 2010).

2.5   Surat Elektronik (Email)
Informasi yang dibutuhkan dalam menulis daftar rujukan dari surat elektronik adalah (1) nama pengirim, (2) alamat surat elektronik, (3) tanggal surat elektronik, (4) judul, (5) penerima surat elektronik, dan (6) alamat surat elektronik penerima. Contoh:
Noer, M. (admin@muhammadnoer.com), 19 April 2010. Kisah Pribadi dalam Merencanakan Keuangan Keluarga. Surat elektronik kepada Didin Widyartono (kataberkata@yahoo.com).

2.6   Jejaring Sosial
Informasi yang dibutuhkan dalam menulis daftar rujukan dari pesan adalah (1) nama akun dan nama asli pengirim, (2) alamat surat elektronik, (3) tanggal pengiriman, (4) judul, (5) nama akun dan nama akun penerima, dan (6) alamat surat elektronik penerima. Contoh:
Deen (Didin Widyartono) (semutkesemutan@yahoo.com), 21 April 2010. Facebook untuk Pendidikan. Pesan kepada Nina (Auliana FA) (kurmakurmaku@gmail.com).

sumber: http://didin.lecture.ub.ac.id/keterampilan-menulis/teknik-penulisan-daftar-rujukan

Sabtu, 28 Maret 2015

Website pejuang perikanan

untuk terus tahu perembangan perikanan terbaru monggo dilihat website ini ya :
http://www.kiara.or.id/

perikanan kita masih banyak masalah, walaupun katanya saat ini presiden kita memfokuskan diri pada sektor perikanan tapi itu belum tentu menjadi sebuah kebenaran.

terima kasih

Bu pudji part 1

Kamis, 19 Maret 2015

Kamis, 12 Maret 2015

KAJIAN GENDER - BU RINI

HPP - PAK ZAINAL ABIDIN

1. Materi Kuliah
DOWNLOAD
2. PRODUK HUKUM
DOWNLOAD

PRAKTIKUM SOSIOLOGI PERIKANAN '15

KULIAH PILIHAN

1. KAJIAN GENDER
2. PROGRAM PERENCANAN PENYULUHAN
3. MANAJEMEN KUALITAS AIR
4. BIOTEKNOLOGI

KAJIAN GENDER

ESDM - BU RINI - PPT PENDAHULUAN

EKOLOGI PERAIRAN - BU AYU WIDI

Ekonomi Perikanan - Pak fatah

Senin, 16 Februari 2015

HARI KEDUA

Selamat menikmati kuliah seperti biasa. rutinitas biasa, ppt dosen seperti biasa, tugas yang siap menyusul, praktikum juga. marilah kita obati rasa homesick yang masih tersisa dengan menutupinya dengan kesibukan kuliah dan kesibukan mahasiswa lainnya.


Inilah malang. kota yang biasa kita tempati sebelum liburan untuk menggali potensi diri di kelas dibimbing dengan dosen yang kompeten dalam bidangnya. semoga semester ini lebih baik daripada semester kemarin. semester yang menjadikan kita mengupgrade diri lebih maksimal.


terima kasih

SEMESTER 4

Sosiologi Perikanan PPT

Modul Sosiologi perikanan 2012